Takhayul-takhayul Orang Sumbawa

 



Takhayul dianggap sebagai kepercayaan masyarakat kuno yang sulit dibuktikan kebenarannya, bahkan dianggap sebagai khayalan semata. Menurut Brunvand, seperti yang dikutip Aries Zulkarnain dalam bukunya ‘Tradisi dan Adat Istiadat Samawa’ (2015), dalam perkembangan dunia yang semakin maju, tidak ada orang yang bebas dari takhayul. Artinya, takhayul masih saja ada yang percaya hingga beberapa orang takut jika tidak melakukan seperti kepercayaan orang sekitarnya, bahkan tanpa alasan yang jelas.

Secara umum, takhayul beberapa daerah di Indonesia memiliki banyak kesamaan. Misalnya takhayul mengenai dilarang keluar pada saat magrib, terutama bagi anak-anak, karena dipercaya akan diganggu mahluk halus. Dalam kepercayaan masyarakat Sumbawa, selain contoh yang berhubungan dengan mahluk halus, ada banyak jenis tkahayul yang sampai sekarang masih dipercaya dan terus diingatkan oleh orang-orang tua agar tidak melanggar. Berikut beberapa sumber informasi dari buku ‘Tradisi dan Adat Istiadat Samawa‘.

 

Ibu hamil dilarang menanam dan memukul kucing

Masyarakat Sumbawa percaya bahwa proses kehamilan adalah sesuatu yang sakral. Maka dalam perjalanannya harus selalu memperhatikan apa yang dipercaya orang-orang di lingkungan sekitarnya. Karena kalau tidak, maka akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya, ibu hamil tidak boleh makan sambil sembunyi sendiri di kamar, karena akan dipercaya kelak anaknya akan menjadi pencuri. Selain itu, ibu hamil dilarang memakai barang milik orang lain dan duduk di lantai tanpa alas. Ibu hamil dilarang berbohong dan bertengkar, terutama dengan suami. Begitu pun suami dilarang berseteru dengan istri. Selain itu, ibu hamil dilarang menanam tanaman atau memaku tiang, harus menghindarinya karena benda tersebut susah dicabut. Jika melanggar maka berakibat buruk pada bayi yang dikandung. Ibu hamil juga dilarang menendang kucing atau memukul hewan lainnya. Bila menendang kucing yang sedang hamil, maka anak dalam kandungan akan merasakan sakit, bahkan bisa meninggal atau keguguran.

Sementara, takhayul tentang ari-ari bayi yang baru lahir juga banyak dipercaya. Saat baru melahirkan, ari-ari bayi biasanya harus dibersihkah, selain itu perlu digarami dan diberikan beberapa ramuan yang dipercaya akan membawa kebaikan untuk bayi. Dalam prosesnya, ari-ari tersebut dimasukkan ke dalam periuk kecil yang terbuat dari gerabah, kemudian ditutup dengan kain putih sebagai kafannya. Orangtuanya akan menyerahkan ari-ari tersebut ke dukun beranak. Biasanya ada banyak takhayul yang dipercaya, jika ingin kelak anaknya menjadi orang hebat, maka dukun akan menyimpan ari-ari tersebut di atas pohon besar. Sementara jika kelak ingin anaknya menjadi pelaut, maka ari-ari itu harus dihanyutkan ke laut.

 

Ari-ari bayi laki-laki pertama sebagai ramuan ilmu hitam

Kebanyakan orang Sumbawa dulu sering menanam ari-ari di bawah tangga rumah panggungnya. Dikubur dan diberi tanda batu besar. Bahkan di atas batu tersebut akan dinyalakan sebuah lilin mulai magrib sampai isya selama tiga hari berturut-turut. Sementara, orang-orang yang mempraktikkan ilmu hitam, akan mengincar ari-ari anak laki-laki pertama sebagai ramuan. Maka dari itu, biasanya sang ayah akan menjaga kuburan ari-ari anaknya sampai subuh, agar tidak ada orang yang mengambilnya. Karena diyakini, kesaktian ari-ari sebagai ramuan ilmu hitam bertahan selama seminggu, atau selama masa sampai lepas tali pusar sang anak. Samapai sekarang, beberapa orang masih melakukan hal ini, meski praktik ilmu hitam sudah banyak ditinggalkan masyarakat.

 

Masih ada banyak jenis takhayul selain wanita hamil, bayi, hewan, dan lainnya. Banyak yang berhubungan dengan pekerjaan rumah atau kegiatan sehari-hari. Misalnya menjahit baju yang robek. Menjahit kancing baju yang robek, meski hanya sedikit, baju harus dilepas dari badan, karena jika tidak maka akan terjadi hal buruk nantinya akan bisa menimpa yang punya baju. Selain itu, masyarakat Sumbawa pantang melakukan kegiatan menyapu rumah, mencukur rambut, dan memotong kuku di malam hari. Menyapu rumah di malam hari dipercaya bisa menjauhkan dari rejeki, atau mengundak hal buruk datang. Begitu pula saat memasak, tidak boleh bernyanyi saat memasak, dipercaya terjadi hal buruk.

 

Beberapa takhayul mulai hilang dengan sendirinya, salah satunya dengan pengaruh agama Islam. Sudah menjadi filosofi masyarakat Sumbawa yang mayoritas Islam bahwa adat berpegang teguh pada syariat Islam. Sehingga beberapa takhayul mengenai kematian, hewa, alam, mulai ada yang bisa dijelaskan hingga masyarakat meninggalkannya. Ada banyak takhayul yang masih dipercaya, kadang terdengar bodoh karena tidak ada penjelasannya. Namun banyak orang masih percaya dan melakukan, karena takut akan dampaknya yang bisa mendatangkan keburukan dan sebaliknya. (th)*

 

*terbit di kicknewstoday

 

Comments

Popular Posts